Headlines News : Info Terkini Palang Merah Indonesia Prov. Kaltim
Home » » Air dan Sanitasi

Air dan Sanitasi

Written By PMI Prov. Kaltim on Senin, 13 Mei 2013 | 21.50


Air dan Sanitasi ( WATSAN )

Memahami tujuan dan latar belakang diperlukan pelayanan Air dan Sanitasi pada saat bencana

Kenapa PMI terlibat dalam kegiatan air dan sanitasi ?

Didalam pokok kebijakan dan rencana strategis PMI 2005-2009, PMI mempunyai Visi bahwa Palang Merah Indonesia (PMI) menyediakan dan memberikan pelayan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada Prinsip-prinsip dasar kepalangmerahan dan bulan sabit merah international. Salah satu Misi PMI adalah memberikan bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat, dengan tujuan strategis dalam pelayanan kesehatan adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat rentan di seluruh indonesia secara merata, terjangkau, dan bermutu dengan salah satu kegiatan didalam pelayanan kesehatan adalah air dan sanitasi, dengan salah satu ruang lingkup kebijakan bidang air dan sanitasi adalah pengembangan program ”WatSan” untuk masyarakat kelompok rentan yang mengalami kesulitan akses air bersih dan masyarakat di tempat pengungsian karena bencana atau konflik. 

Keperluan  Air dan Sanitasi Dalam Kondisi Bencana?

Untuk diperhatikan bahwa setiap orang mempunyai hak terhadap air bersih, dan memastikan jumlah air bersih yang dapat mencukupi diperlukan untukmencegah kematian akibat dehidrasi, untuk mengurangi resiko penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air dan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, memasak , dan keperluan-keperluan kebersihan pribadi dan rumah tangga.  

Air bersih dan sanitasi adalah unsur terpenting yang menentukan kelangsungan hidup, kondisi kesehatan dan martabat manusia. Pada tahap awal dari suatu bencana orang yang terkena bencana pada umumnya lebih mudah menjadi sakit dan meninggal, karena penyakit pada umumnya berhubungan dengan sanitasi yang tidak memadai, kekurangan penyediaan air, dan buruknya kebersihan.

Penyakit-penyakit yang paling banyak terjadi adalah penyakit yang ditularkan melaui tinja kemulut seperti penyakit diare, dan penyakit yang disebabkan oleh vektor (hama pembawa penyakit) yang berhubungan dengan sampah dan air.

Sasaran utama kegiatan air dan sanitasi pada keadaan bencana adalah untuk mengurangi penularan penyakit-penyakit tinja ke mulut dan mengurangi penjangkitan oleh vektor dengan melaksanakan penyuluhan peraktek  kebersihan yang baik, penyediaan air minum yang aman dan pengurangan kesehatan lingkungan dengan mengusahakan suatu kondisi yang memungkinkan orang-orang untuk hidup dengan kesehatan, martabat, kenyamanan, dan kemanan yang memadai.

Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan air dan sanitasi fase darurat

Pada fase bencana hal yang sering kita temukan seperti banyak memakan korban dengan banyak temukan mayat-mayat dan terjadinya kerusakan infrastruktur, salah kerusakan yang ditimbulkan adalah kerusakan fasilitas air dan sanitasi seperti : jaringan PDAM rusak, sumur-sumur terkubur reruntuhan atau lumpur, jalur akses sumber air terputus, banyak puing-puing, sampah-sampah serta kondisi drainase yang rusak sehingga banyak air tergenang, didukung perilaku kesehatan yang buruk dari masyarakat korban. Akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi rentan terhadap penyakit.

Apa yang harus dilakukan dalam kegiatan Air dan Sanitasi pada fase Bencana?

Untuk mengurangi resiko dari bencana yang ditimbulkan, hal yang dilakukan dalam kegiatan air dan sanitasi adalah :

1.   Pasokan/penyediaan air bersih
Dalam kondisi bencana pasokan/penyediaan air sangat penting, hal ini dikarenakan merupakan kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup, banyak kasus ditemukan ketika bencana sering terjadi kekurangan air dikarenakan akses yang terputus sehingga kuantitas tidak memadai ataupun ada kualitas airnya tidak memenuhi syarat kesehatan, akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi rentan terhadap penyakit.

Untuk itu didalam pasokan/penyediaan air bersih kita harus memperhatikan :

   Kuantitas air (Jumlah air) :
Jumlah air diperoleh jika kita mengetahui jenis sumber air.
Jenis Sumber Air
-        air tanah : Sumur, Mata air
-        air permukaan :kolam, sungai, telaga
-        air hujan
   Kualitas Air
Selain dari kuantitas yang cukup, juga kita harus memperhatikan kualitasnya, sehingga air yang dikonsumsi tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Yang perlu diperhatikan untuk bisa memenuhi kualitas air adalah :
-       Pemeriksaan kualitas air
Ada tiga cara dalam pemeriksaan kualitas air :
a.    Pemeriksaan secara fisik (warna, rasa, dan bau)
b.    Pemeriksaan secara biologi ( pemeriksaan bakteri pathogen ; E-Coli, yang disebabkan oleh tercemarnya air oleh kotoran tinja)
c.    Pemeriksaan secara kimia (chlor, Ph,Ni,Na,Fe, dan lainnya)
   Sarana dan piranti air
Masyarakat mempunyai sarana dan piranti yang mencukupi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air untuk minum, memasakan, dan kebersihan pribadi, dan memastikan air minum tetap aman sampai pada waktu dikonsumsi. Pada bencana hal pertama dilakukan adalah pembagian jeriken.


2.   Pembuangan tinja
Pembuangan tinja yang aman dapat mengurangi resiko penyakit yang ditimbulkan baik langsung atau tidak langsung, penyediaan saran yang tepat adalah satu dari beberapa respon kedaruratan yang paling penting untuk menjamin martabat, kemanan, kesehatan, dan kesejahteraan penduduk.

Didalam pembuangan tinja, hal yang harus diperhatikan adalah :
   Jumlah dan akses ke jamban
Masyarakat berhak mendapat jumlah jamban yang memadai, cukup dekat dengan tempat tinggal, untuk mengkinkan akses yang cepat, aman, dan pantas baik siang maupun malam.
Didalam membangun jamban, yang harus diperhatikan adalah :
-       Pemisahan jamban berdasarkan jenis kelamin
-       Tempat buang air besar
Dalam kondisi bencana kadang tindakan dalam membuat jamban harus segara dilakukan, untuk itu jamban lubang  (pit Latrines) adalah alternatif yang bisa dilakukan.
-       Pemeliharaan
Dilokasi pengungsian jamban yang dibangun, tentunya merupakan jamban umum, yang harus diperhatikan memberikan kesadaran dan membuat pertemuan dengan sesama pengungsi untuk memnentukan bentuk pemeliharaan jamban, sebaiknya didalam jamban umum disediakan sabun, pembalut, dan jarak jamban.

3.   Pengendalian vektor
Vektor adalah suatu agent/penyebab pembawa penyakit, dan salah satu penyakit yang ditimbulkan disituasi bencana adalah melalui vektor yang tidak terkontrol.
Contoh Vektor/hama dan Jenis penyakit yang ditimbulkan :

No
Vektor/Hama
Tempat perkembangbiakan
Penyakit
1.
Nyamuk
Air tergenang
Malaria, DBD, Filariasis
2.
Lalat, Kecoa
Sampah
Diare
3.
Kutu (Mites)
Handuk, air yang kotor, tempat tidur yang kotor
Scabies
4.
Tikus
Sanpah
Salmonella, leptospirosis
         

     Semua penduduk memahami yang beresiko dari penyakit yang ditularkan melalui vektor
     memahami cara penularan dan metode yang mungkin digunakan untuk mencegahnya.

Diagram F : adalah satau cara pencegahan penyakit diare

Fluids  =Cairan
Fields  =Lapangan
Flies    =Lalat
Finger  =Jari tangan
Food   = Makanan
Feces  =Tinja



4.   Manajemen Sampah
Pada saat bencana sering dijumpai kondisi sanitasi yang buruk, seperti : sering ditemukannya puing-puing, sampah-sampah dan jenis limbah lainnya yang berserakan akibat bencana yang ditimbulkan. Hal tersebut akan menjadi masalah kesehatan.

Pengertian Sampah :
Sampah adalah semua benda yang sudah tidak terpakai lagi baik yang berasal dari rumah maupun, proses industri, sampah rumah sakit.

Sampah digolongkan menjadi dua :
   Sisa makanan yang mudah membusuk (Organik)
   Sisa barang yang yidak dapat membusuk (an-Organik)

Hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah :
   Pengumpulan :
-       Pembuatan Tempat Sampah (Tong Sampah, lubang sampah)
-       Pembuatan TPS (Tempat Pembuang Sampah Sementara)
-       Pembuatan TPA (Tempat Pembuatan Sampah Akhir)
   Pengangkutan :
-       Gerobak
-       Mobil Sampah
   Pengolahan :
-       Dibuang pada tahan galian/tempat rendah
-       Dikubur pada tanha galian
-       Dibakar

Pengetahuan Jenis  dan Sumber Sampah

Jenis Sampah
Sumber Sampah
Sampah Organik  : Makanan, sayuran
Combustibles(mudah terbakar): Kertas
Non-combustibles(tidak mudah terbakar): Botol, panci, dll
Bangkai: binatang mati
Sampah/limbah berbahaya: minyak, kimia, medis, etc.
Sampah bangunan: concrete, batu,puing etc
Pusat Kesehatan:RS
Pasar
Rumah Tangga
Industri
DU
…..



Pengetahuan JenisSampah dan Cara Pengelolaan :

Jenis Sampah
Penjelasan
Cara pengelolaan
Sampah umum
Sampah dapur,kertas, kardus, dll
Lubang galian terbuka
Pembakaran
Sanitary land filling/ penguburan
Pathological and limbah infectious
Limbah dari Lab,cairan (ketuban), perban, dll
Pembakaran
Dibakar dan di kubur
Berbahaya/tajam
JArum suntik, set infus, sarung tangan,dll.
Pembakaran temperatur yangdiperlukan >1000C

5.   Drainase
Pada situasi bencana, salah satu masalah bidang sanitasi adalah pada Drainase/saluran air yang rusak atau tidak diperhatikan, hal ini bisa dilihat dari tercemarnya air permukaan di lokasi pengungsi yang berasal dari limbah rumah tangga atau titik-titik distribusi air, kebocoran jamban, got, air hujan ait banjir.

Pengertian  Drainase
Drainase adalah saluran air, tujuannya mengalirkan air dengan membuat saluran untuk menghindari genangan yang merupakan sarang pekembangbiakan veltor/pembawa penyakit.

Perlunya drainase pada kondisi bencana
Supaya tidak mencemari air permukaan : sumur, sungai atau danau
o   Tidak menjadi perkembangbiakan nyamuk, lalat, kecoa, dan lipas
o   Tidak mengganggu pemandangan

Cara pemeliharaan drainase
o   Periksa lubang saluran. Bila ada kotoran yang tersangkut, ambil dan buang ketempat sampah
Sesekali siram dengan air agar terjadi penyumbatan oleh tanah yang terbawa air

6.   Penyuluhan Kesehatan
Tujuan dari penyuluhan adalah untuk mengajak masyarakat dan memberikan kesadara dalam pentingnya kesehatan pribadi dan kesehatan lingkungan. Perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kebersihan mencakup: penggunaan/ pemeliharaan jamban/ kebiasaan mencuci tangan dengan sabun/ pengumpulan dan penyimpanan air yang tidak bersih/ memasak makanan yang tidak bersih.

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menyuluh:
   Saling berbagi informasi dan pengetahuan
   Penggerakan masyarakat (menggunakan pola partisipatif)
   Penyediaan bahan dan saran yang penting.

Mengetahui jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan air dan sanitasi
Penyakit yang disebabkan oleh Air dan Sanitasi :

·         Kolera, Tipus, Diare
·         Cacing Tambang
·         Cacingan, scabies (penyakit kulit)
·         Malaria, Demam berdarah
 




Mengetahui jenis-jenis Jamban

Jamban yang harus dibangun pada kondisi Bencana ?

1. Jamban  Lubang

 

 




 




 















 
















2. Jenis Jamban Lain

Keterangan :
          Jamban Siram (a)
          Jamban Siram dengan dua lubang (b)
          Jamban Cubluk (c)
          Jamban Septic tanks (Jamban ViP)  (d)
 
 


Jamban Keluarga
 

Jamban Bergerak
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Memahami pengertian dari pendekatan partisipatif

Latar Belakang Pelaksanaan PHAST

   Rendahnya akses terhadap Air Bersih
   Tingkat perekonomian rendah
   Masyarakat rentan terhadap penyakit yg berhubungan dengan ketersediaan air bersih dan sanitasi
   Ada Minat Untuk Berubah
   Wilayah  yang bersangkutan kurang mendapat perhatian dari pemerintah/NGO/organisasi lainnya

Apakah metoda paritisipatif itu?

Melalui metoda partisipatif mendorong partisipasi setiap orang kedalam suatu proses kelompok, dengan tidak memandang umur, jenis kelamin, status sosial maupun latar belakang pendidikan. Melalui proses kelompok tersebut khususnya bermanfaat untuk diperolehnya partasipasi perempuan (menurut adat istiadat atau budaya, perempeuan enggan untuk mengekspresikan pandangan pendapatnya, atau karena mereka tidak dapat membaca dan atau tidak bisa menulis). Metoda partisipatif tersebut diciptakan untuk membangun rasa percaya diri dan tanggung jawab terhadap keputusan seseorang. Mereka mencoba untuk membuat suatu keputusan menjadi mudah dan menyenangkan. Metoda tersebut dibuat untuk menyusun perencanaan pada tingkat masyarakat. Antar npeserta saling belajar satu sama lain dan dapat mengqahargai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta lainnya.

Mengapa menggunakan metoda paritisipatif itu?

Metoda partisipatif merupakan pendekatan berpola bottom-up (bawah keatas) dilihat berdasarkan kebutuhan dimasyarakat dan masyarakat diajak untuk menganalisis sampai pada memutuskan suatu masalah yang terjadi dilingkungannya, sehingga metoda partisipatif ini telah mengalami keberhasilan disaat strategi-strategi lainnya gagal. Metoda tersebut berdasar pada prinsip pendidikan orang dewasa dan telah diulakukan uji lapangan secara luas.

Menggunakan konsep partisipasi masyarakat
   Biaya murah
   Sharing dalam biaya
   Kesepakatan/kontrak
Memahami pengertian PHAST

Apa pengertian dari PHAST?

PHAST (Participatory Hygiene and Sanitation and Transformation adalah suatu rangakaian cara untuk tercapainya perubahan pengetahuan dan sikap yang berkaitan dengan sanitasi dan kebersihan diri yang sehat dan membantu dalam mendorong penataan fasilitas air dan sanitasi secara partisipatif.
Apa yang ingin dicapai melalui PHAST?

PHAST diadakan untuki membantu masyarakat :
   meningkatakan perilaku hidup sehat
   mencegah penyakit diare
   mendorong penataan fasilitas air bersih dan sanitasi masyarakat

Hal itu dilakukan dengan cara :
   menunjukan adanya korelasi antara sanitasi dan status kesehatan
   meningkatkan rasa percaya diri para anggota masyarakat
   memberdayakan masyarakat

Memahami tujuan PHAST

Apa Tujuan akhir dari PHAST?
Adalah adanya peningkatan perubahan yang permanen  dan keterlibatan masyarakat

Proses pencapaian tujuan PHAST?
   Dimulai bersama dengan masyarakat
   Ditetapkan bersama dengan masyarakat
   Dilaksanakan bersama masyarakat
   Diputuskan melalui konsultasi dengan masyarakat

Memahami tahapan-tahapan PHAST

7 Tahapan Masyarakat dalam mencapai peningkatan kebersihan diri dan lingkungan serta mendorong penataan fasilitas Air dan Sanitasi

STEP 1 – Identifikasi Masalah
a.    Cerita masyarakat
   Mengungkapkan masalah yg penting 
   Menghasilkan kreativitas – PHAST utk semua orang dan semua tingkatan
   Membangun semangat kerjasama tim
b.    Masalah kesehatan yg ada di masyarakat
   Membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan yang prioritas
   Mengidentifikasi hal yg dapat dilakukan oleh masyarakat utk memecahkan permasalahan kesehatan mereka

STEP 2 – Analisa Masalah
a.    Membuat peta masyarakat
   Pemetaan masalah air dan sanitasi di masyarakat

b.    Perilaku kebersihan diri yg baik dan buruk
   Apa sebenarnya yang dilihat masyarakat sebagai perilaku yg baik dan buruk
   Pemeriksaan kebiasaan masyarakat sehari-hari
   Perbedaan antara pengetahuan dan perilaku
a.    Bagaimana penyakit menyebar
   Mengenal dan menganalisa bagaimana penyakit diare itu menyebar/menular
   Memperagakan hubungan antara perilaku, fasilitas yg ada dan penyakit

STEP 3 – Perencanaan untuk solusi
a.    Menghentikan penyebaran penyakit
   Mengidentifikasi kejadian yang dpt menghambat penyebaran penyakit
b.    Menseleksi hambatan2 yg ada
   Menganalisa efektifitas dan efisiensi dari penghambatan penyakit yang direncanakan
c.    Tugas dari laki2 dan perempuan di masyarakat
   Tugas yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di tingkat rumah tangga
   Mengidentifikasi segala kemungkinan perubahan penugasan

Step 4 – Pemilihan opsi-opsi
a.    Memilih perbaikan sanitasi
   Menggambarkan situasi saat ini
   Mengidentifikasi pilihan air bersih & sanitasi yang diinginkan di kemudian hari
b.    Memilih perbaikan perilaku kebersihan diri
   Perilaku kebersihan diri yang ingin dikerjakan oleh masyarakat
c.    Menyediakan waktu untuk pertanyaan
   Mengajukan pertanyaan2 tentang proses dan umpan balik dari sesama peserta yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kepercayaan kelompok

Step 5 – Perencanaan untuk adanya fasilitas baru dan perubahan perilaku
a.    Perencanaan untuk perubahan
   Mengembangkan rencana untuk perubahan
b.    Perencanaan siapa melakukan apa
   Membantu mengidentifikasi ssiapa yg bertanggungjawab
   Jadual kerja untuk implementasi
   Mengidentifikasi apa yg mungkin tidak berjalan sebagaimana mestinya
   Memikirkan masalah yang mungkin terjadi dalam implementasi dan cara mengatasinya

Step 6 – Perencanaan untuk pemantauan dan evaluasi
a.    Menyiapkan cara utk menilai kemajuan kita
   Menyiapkan metoda untuk menilai kemajuan di masyarakat
   Menugaskan orang 2 yg bertanggungjawab utk menilai kemajuan tsb
   Tentukan waktu untuk evaluasi pelaksanaan proyek

Step 7 – Evaluasi yang partisipatif
a.    Menilai kemajuan kita
   Melihat tujuan yang kita tentukan dulu, apa yang sudah tercapai.


Share this article :

0 komentar :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | pmi.kaltim | Depkominfo
Copyright © 2011. PALANG MERAH INDONESIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by pmi.kaltim
Proudly powered by Blogger